WHO: Imbas Perang di Jalur Gaza, Rumah Sakit Palestina Terancam Tutup


Situasi kesehatan di Jalur Gaza semakin memburuk seiring dengan eskalasi konflik yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa rumah sakit di Palestina mengalami tekanan besar, bahkan terancam untuk ditutup akibat dampak dari serangan dan blokade yang terus berlangsung.

Konflik bersenjata antara Israel dan Palestina telah menyebabkan kerusakan yang parah pada infrastruktur kesehatan di Jalur Gaza. Pusat kesehatan dan rumah sakit menjadi sasaran serangan udara, meningkatkan risiko bagi pasien yang membutuhkan perawatan medis mendesak. Banyak fasilitas kesehatan yang mengalami kekurangan pasokan listrik dan air bersih akibat rusaknya infrastruktur publik.

Menurut laporan WHO, beberapa rumah sakit di Jalur Gaza telah kehabisan bahan bakar untuk mengoperasikan generator listrik, menyebabkan gangguan dalam penyediaan layanan medis yang kritis. Pasokan obat-obatan dan peralatan medis juga semakin menipis, membuat penanganan pasien yang terluka semakin sulit dilakukan.

Dr. Ahmed al-Mandhari, Direktur WHO untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, mengungkapkan keprihatinan serius terhadap situasi kesehatan di Jalur Gaza. Dia menegaskan bahwa pembatasan akses ke perawatan kesehatan yang adekuat merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia, terutama dalam situasi konflik seperti ini.

Selain kerusakan fisik pada infrastruktur kesehatan, serangan terus menerus juga meningkatkan tingkat stres dan trauma psikologis di antara warga Palestina, terutama anak-anak. Banyak anak yang menjadi korban langsung dari konflik ini, baik secara fisik maupun mental, dan mereka membutuhkan dukungan psikososial yang mendalam untuk pulih dari dampak traumatis tersebut.

WHO bersama mitra kemanusiaan lainnya terus bekerja keras untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Jalur Gaza. Upaya dilakukan untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak, menyediakan pasokan obat-obatan dan peralatan medis, serta memberikan layanan kesehatan mental bagi mereka yang terdampak trauma konflik.

Meskipun situasi di Jalur Gaza semakin tegang, upaya internasional untuk mengakhiri kekerasan dan mengamankan akses kemanusiaan yang diperlukan bagi warga Palestina terus berlangsung. WHO menyerukan kepada semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional dan memastikan akses yang aman bagi bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan.

Langkah-langkah diplomasi dan negosiasi secara intensif diperlukan untuk mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan serta memfasilitasi dialog politik yang konstruktif antara Israel dan Palestina. Selain itu, penting bagi masyarakat internasional untuk terus memberikan dukungan moral dan materi kepada rakyat Palestina, termasuk dalam upaya pemulihan dan rekonstruksi pasca-konflik.

Krisis kesehatan yang terjadi di Jalur Gaza membutuhkan tanggapan yang cepat dan komprehensif dari komunitas internasional. Dalam konteks ini, dukungan finansial dan logistik kepada organisasi kemanusiaan seperti WHO, serta upaya diplomatik untuk memfasilitasi akses bantuan kemanusiaan ke wilayah terdampak, sangat penting untuk membantu meredakan penderitaan rakyat Palestina.

Selain itu, diperlukan juga upaya jangka panjang untuk mengatasi akar penyebab konflik, termasuk perluasan akses kemanusiaan, pemulihan ekonomi, dan peningkatan kondisi keamanan di wilayah tersebut. Hanya dengan solusi politik yang inklusif dan berkelanjutan, yang didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan dan kemanusiaan, maka perdamaian yang abadi dan berkelanjutan di antara Israel dan Palestina dapat diwujudkan.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url